Maret 2008: Budidaya Cacing Tanah Bagi Pelestarian Lingkungan Hidup.

Paroki, Lentera – Mengapa penting membudidayakan cacing tanah? Apa kegunaan dari cacing tanah? Pertanyaan ini mungkin menjadi pertanyaan yang muncul dalam benak para peserta wedangan Pattimura pada kali ini. Wedangan Patimura 2 Edisi Maret, Jumat (9/3) ini mengambil tema “Budidaya Cacing Tanah bagi Pelestarian Lingkungan Hidup” Menghadirkan narasumber : Bp. Ir. Agustinus Haryoto Wiro Atmojo, MM (Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sragen); Bp. Tarmin (Seorang peternak cacing dan produksen pupuk organik); Bp. Purwanto Mardi Santoso SP dan Bp. Ir. Wikanto Joko Sutejo, (DISPENTAN dan tata Penyuluhan Kabupaten Sragen)

Sebelumnya acara ini sempat diwarnai kekhawatiran akan turun hujan (karena beberapa hari sebelumnya hampir tiap malam turun hujan). Panitia Wedangan pun membuat tenda khusus agar pelaksanaan ini berjalan lancar. Puji Tuhan akhirnya acara Wedangan Patimura edisi Maret sukses terlaksana dan peserta yang hadir pun membludak lumayan banyak dari berbagai lingkungan dan kalangan, mulai dari para orang tua, ibu-ibu, kaum muda hingga anak dan remaja. Selain itu, acara ini juga di hadiri para pengurus FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia) Se-Jawa tengah yang kebetulan mengadakan pertemuan di Kota Sragen dan menyempatkan waktu untuk mengikuti acara wedangan Patimura ini. Sebagai pembuka acara, peserta diajak menyaksikan Film tentang budidaya Cacing yang dilakukan di Thailand dan juga budidaya cacing di Mojogedang, Karanganyar.

Dalam pengantarnya, Bp. A. Haryoto mengungkapkan bahwa di Thailand, dulu terkenal dengan tanaman ganja. Namun, Raja Bumipol (Raja Thailand) ingin mengubah image itu dengan menginstruksikan untuk tidak menanam ganja dan diganti dengan tanaman sayur mayur. Kemudian, mereka bekerja sama dengan Universitas, fakultas pertanian dan mencari tanaman-tanaman di dunia dari berbagai negara, termasuk tanaman-tanaman yang ada di Indonesia. Budidaya yang dikembangkan di Thailand adalah dengan menggunakan hidroponik. Tanaman-tanaman dapat berbuah dari bulan Januari sampai Desember, misalnya jeruk. Untuk menghasilkan hasil pertanian yang bermutu harus didukung dengan pupuk organik. Dan untuk mendapatkan pupuk organik ternyata juga melalui budidaya cacing agar menghasilkan pupuk organik yang berkualitas. Budidaya cacing tanah. Kascing : feses cacing, keunggulannya: meningkatkan mutu buah, mempercepat pertumbuhan tanaman, meningkatkan kesehatan tanaman. Jenis cacing yang dipelihara adalah Lumbricus rubellus. Budidaya cacing tanah ini berguna untuk membersihkan kota di di Thailand karena kotoran rumah tangga dapat digunakan untuk makanan cacing. Sampah rumah tangga seperti nasi, potongan sayuran dapat diolah menjadi kascing. Kascing ada dua jenis: yang cair maupun yang kering Kascing dapat dipanen dalam 4 bulan, cacing kering 2-3 bulan. Cacing lumbricus rubellus memiliki tingkat produktifitas yang tinggi, tidak banyak bergerak.

Ada beberapa pertanyaan dan usulan yang muncul dari peserta Wedangan Patimura 2 ini: Bp. Wakidi (dari Gawan) mengungkapkan perlu adanya diklat kepada lingkungan-lingkungan agar pembicaraan ini dapat berdaya guna. Masing-masing lingkungan dapat membuat percontohan budidaya cacing, satu kilogram cacing dapat menghasilkan pupuk dalam satu bulan pupuk organik. Sedangkan dari Bp. Umar (dari Cantel) menanyakan bagaimana makanan, pasar dari budidaya cacing tanah? Bagaimana jika over produksi? Apa bedanya cacing Lumbrikus Rubrerus dengan local, jika ukuran 50 X 50? berapa berat cacing? Bp. Wandi (FMKI) bertanya tentang teknik pemanenan cacing? Untuk daerah pegunungan yang berpasir dan telah terkontaminasi dengan bahan-bahan kimian dari pupuk, bagaimana untuk memperbaiki.

Menanggapi pertanyaan ini, Bp. Haryoto menyampaikan tentang teknik mengembalikan kesuburan tanah. Bahwa dalam kenyataan di jaman orde baru, pengunaan pupuk kimia kurang berimbang. Pengembalian tanah menjadi tanah yang tidak terkontaminasi didapatkan 7 kali masa tanam. Kita harus membawa virus untuk menyebarkan budidaya cacing dan budidaya pupuk organik. Hal ini akan menjadi serentak jika di sebarkan virus-virus. Cacing untuk memancing: tampaknya lebih menguntungkan. Cacing dapat berkembang dan bertelur selama 4 bulan.

Sedangkan Bp. Tarmin (Peternak cacing tanah asal Mojogedang) mengungkapkan bahwa makanan cacing yang dibudidayakan ditempatnya sesuai dengan bobot cacing yang dibudidayakan. Misalnya, cacing yang berbobot 1 kg, diberi makan 1 kg kotoran hewan, kotoran rumah tangga. Jika kita menggunakan pupuk kimia, tanah itu akan rusak. Dalam pengembalian tanah tersebut menggunakan pupuk campuran (semi) misalnya: Urea 1 Kw, Kcl 4 Kw, 1 Kw pupuk organik sebanyak 1 ton. Tahap berikutnya, pupuk kimia dikurangi secara terus-menerus dalam beberapa kali musim tanam, dengan menggunakan 1 ton pupuk organik.

Bp. Joko, (salah satu narasumber) bercerita bagaimana cara memilah cacing dengan menggunakan cara dari film budidaya cacing yang dilakukan oleh orang Thailand. Caranya, cacing yang sudah menghasilkan cacing tidak usah diberi makan, dengan ini cacing akan berpindah mencari makan dan mencari tempat yang lembab. Secara teknik pupuk organik kurang dapat diserap oleh tanaman dari pada pupuk urea atau pupuk kimia. Karenanya untuk memperbaiki tanah agar menjadi tidak bersifat kimia dengan cara pengurangan sedikit demi sedikit. Perbedaan cacing Lubrecus Rubellus dengan yang lain, cacing Lumbrecus Rubellus adalah cacing rumahan. Cacing ini jinak dan dapat dibudidaya dengan mudah. Kotoran ternak dapat digunakan untuk makan tetapi unsur gizi dari kotoran hewan itu sangat rendah dari pada kotoran hasil rumah tangga. Pada kesempatan itu juga diungkapan bahwa serbuk sabut kelapa dan ampas tahu dapat digunakan untuk mengomptimalkan pertumbuhan cacing. Untuk membuat usaha cacing ia membutuhkan Rp.1.815.000,- untuk sewa tanah, Rp. 10.000.000,- untuk pengadaan bibit . Keuntungan dalam 4 bulan Rp.300.020.822,- jadi keuntungan bisa mencapai Rp. 2.000.000,- (tergantung besar modal dan usaha peternak, red). Hama dan musuh cacing tanah adalah semut, burung, tupai. Cacing tanah harus dipelihara dalam keadaan lembab. Cacing memiliki enzim lumbricinase, selulose, senace, Asam Akirdonat : untuk menurunkan suhu tubuh, salmonela tilfuneum, Kandungan yang omega 3 sangat tinggi dan baik untuk tubuh manusia. Cacing dapat mengubah kandungan omega 6 menjadi omega 3. Cacing tanah: memiliki prosfek untuk pengembangan ekonomi warga. Cacing dapat bermanfaat demi kehidupan manusia dari pupuk kascinga dll. Dinas Pertanian Kabupaten Sragen siap menampung hasil budidaya cacing. Di akhir acara Wedangan Patimura para peserta diajak melihat hasil budidadaya cacing tanah yakni berupa pupuk organik dan juga peralatan untuk ternak cacing tanah dan juga contoh cacing yang dipelihara yang pada kesempatan itu dibawa di acara ini.(dn)

Para narasumber menunjukkan peralatan ternak cacing

mari..mari.. silakan pesan makanan & minuman hangat…sambil nikmati acara

Waa peserta keliatan serius mengikuti acaranya

Setting tempat narasumber berbicara

Sebelumnya diawali nonton film ternak cacing di Thailand

Pak Haryoto dan narasumber lain sibuk menjelaskan

remaja dan kaum muda ga mai ketinggalan acara wedangan

dilihat dari belakang sendiri

nonton film budidaya cacing

waa peserta sibuk nonton cacing dan peralatan beternak cacing

peternak sibuk menjawab pertanyaan peserta wedangan